Mazhab Baghdad dalam ilmu Nahwu


Madrasah Baghdad



a.         Latar Belakang Lahirnya Madrasah Bagdad.

Setelah kota bagdad dibangun oleh Abu Ja’far al-Manshur, para ulama dengan berbagai keahlian mulai tertarik datang ke Bagdad. Hal yang membuat para ulama menarik datang ke Bagdad diantaranya adalah kondisi geografis yang nyaman, kehidupan yang lebih menjanjikan dan kedekatan dengan penguasa. Ulama yang datang ke kota Bagdad adalah al-Kisa’i atas undangan khalifah al-Mahdi, al-Kisa’mengajar putra al-Mahdi sehingga beliau menetap disana dan setelah itu ketika khalifah Harun al-Rasyid menjadi khalifah al-kisa’i diminta untuk mengajarkan putranya al-Amin dan al-Makmun.

Setelah al-Kisa’i lanjut usia, khalifah al-rasyid memintanya untuk mencari penggantinya lalu dipilihlah sahabatnya Ali ibn al-Mubaraq al-Ahmar. Setelah keduanya datanglah Yahya bin Ziyad al-Farra’ yang diminta oleh khalifah al-Makmun untuk mengajar kedua putranya. Ulama-ulama mazhab kufah mudah diterima oleh masyarakat bagdad disebabkan Bagdag pada saat itu adalah kotaraja, bukan kota ilmu. Orang-orang Bagdad lebih memikirkan urusan kekuasaan, melayani para raja dan pejabat dan enggan bersusah payah mencari ilmu. Dengan demikian, wajarlah mazhab kufah langsung diterima tanpa ada yang menandinginya.

b.         Pertemuan Antara Basrah dan Kufah di Bagdad.

Mendengar kehidupan yang nyaman di Bagdad, ulama-ulama Basrah juga ingin merasakan kehidupan di Bagdad. Pada awalnya datang al-Mubarrad ke Bagdad, namun usahanya dihalangi oleh abu al-abbasa’lab bersama kawan-kawannya. Perseruaan ini dimenangkan oleh al-Mubarrad, ia lalu mendirikan majles sendiri di mesjid Kufah bahkan ia berhasil menarik perhatian kawan-kawan Sa’lab untuk pindah ke majlisnya, diantaranya Abu Ishaq al –Zajjad dan Abu Ali al-Dainury. Dengan demikian di Bagdad telah muncul aliran yaitu aliran Basrah yang dipimpin oleh al-Mubarrad dan aliran kufah yang dipimpin oleh Sa’lab.

Kedua mazhab tersebut terlibat dalam perdebatan sengit, masing-masing memiliki pendukung dan pengikut fanatik, saling mengajukan argumen demi menjatuhkan lawannya. Akibatnya, banyak terjadi perdebatan antara dua mazhab ini dan masing-masing saling membagakan diri. Keadaan seperti ini menyebabkan para pejabat memiliki kecenderungan kuat dalam permasalahan bahasa kepada pendapat-pendapat yang paling kuat dari kedua mazhab.

Sekitar pertengahan abad ketiga hijriah muncullah keprihatinan dari sekelompok ulama akan peperangan yang terjadi antara kedua mazhab yaitu Basrah dan Kufah, kemudian mereka mencoba menyatukan kedua kubu yang berseteru dengan jalan mempelajari kedua mazhab ini secara mendalam, kemudian merekan merintis mazhab baru yang berpedoman kepada pendapat-pendapat pilihan dari dua mazhab tersebut. Dengan demikian lahirlah mazhab yaitu mazhab Bagdad.

Meskipun mazhab Bagdad telah ada, namun di dalamnya masih terdapat fanatisme kepada kedua mazhab pendahulu, yaitu Basrah dan Kufah. Maka di dalam mazhab Bagdad yang masih muda ini, terdapat kelompok-kelompok dengan kecenderungan berbeda meskipun tetap bernaung pada satu mazhab. Kelompok pertama adalah para ahli nahwu yang mula-mula belajar kepada ulama Kufah kemudian mempelajari nahwu mazhab Basrah. Meskipun kelompok ini menyebut dirinya sebagai mazhab Bagdad, namun kecenderungannya masih kuat mendukung mazhab kufah. Kelompok kedua adalah para ahli para ahli nahwu yang mula-mula belajar kepada ulama nahwu mazhab Basrah, lalu mempelajari pula nahwu mazhab Kufah, ada pula yang mula-mula mempelajari mazhab Kufah dan baru belajar mazhab Basrah, akan tetapi setelah melebur menjadi mazhab Bagdad, kecenderungan kelompok ini adalah mendukung mazhab Basrah.

c.         Ulama Mazhab Bagdad.

Pada dasarnya ulama mazhab dibagi menjadi dua, yaitu al-Muttaqamin dan ulam al-Mutakhirin.

1.      Ulama al-Muttaqamin terbagi menjadi dua kelompok yaitu
-          Fariqul awal adalah ulama dengan kecenderungan pada mazhab Kufah
-          Fariqul tsani adlah ulama dengan kecenderungan pada mazhab Basrah.

2.      Ulama al-Muta’akhirin, diantaranya adalah
-          As-Sairafi
-          Ibnu khaluwiyah
-          Abu Ali al-Farisi
-          Al-Rumani.


 

image : http://www.aldiyarproperties.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mazhab Baghdad dalam ilmu Nahwu"

Post a Comment