Pembahasan pertama – Kalam (Jumlah
Mufidah/Kalimat sempurna
الكلام هو اللفظ
المركب المفيد بالوضع .
Kalam adalah lafadz yang tersusun
yang memberikan faidah dengan tata letak bahasa arab.
|
Tabarrukan
dengan kitab matan Ajurrumiyyah al-faqir mengutip definisi yang dipakai oleh
Ibn Ajurrum Rahimahullah. Yang paling pertama yang harus diketahui oleh pelajar
ilmu nahwu adalah bab ini yaitu pembahasan tentang kalam atau Jumlah mufidah
(istilah yang digunakan didalam kitab-kitab nahwu lain).
Kalam terdiri dari :
1. Lafadz.
Ulama nahwu menjelaskan bahwa kata “lafdz” bermakna كل ما يتلفظ به setiap
apa-apa yang terlafadzkan oleh lidah, maka apapun yang memberikan manfaat bagi
kita akan tetapi keluarnya bukan lewat mulut atau lisan maka bukan disebut
lafadz. Seperti isyarat dengan tangan, tentu ia memberikan manfaat bagi kita
akan tetapi tidak keluar dari lisan maka tidak disebut lafadz. Ataupun igauan
orang yang tertidur, walaupun ia keluar dari lisan akan tetapi dikeluarkan
bukan atas kemauannya sendiri.
2. Murokkab
(tersusun). Setelah kita mengetahui bahwa kalam itu harus berbentuk lafadz,
maka baru disebut kalam jika kata itu tersusun atau tidak hanya terdiri dari 1
kata, bisa 2,3,4 atau lebih. Seperti kata محمد
. ini bukanlah kalam karena hanya terdiri dari 1 kata. Sedangkan محمد قائم
(muhammad berdiri) ini merupakan kalam karena terdiri dari 2 kata. Ulama nahwu mengatakan bahwa minimal
kalam itu terdiri dari 2 kata, pertama isim dan isim seperti محمدٌ قائمٌ atau yang kedua isim
dan fi’il قامَ محمدٌ.
3. Mufiid (memberi
faidah/manfaat), artinya kata-kata itu dapat dimengerti. Seperti ketika kita mengatakan bahwa
sang Guru telah hadir, “ قد حضرَ الاستاذُ” (sungguh guru telah hadir). Dan semua
yang mendengarkan kalimat ini menjadi faham dan memberikan manfaat bagi yang
mendengar maka barulah ia disebut kalam yang mufid (memberi faidah). Sedangkan
jika kata-katanya panjang akan tetapi tidak dipahami oleh pendengarnya, maka
tidak dikatakan mufid seperti, ان تذهب إلي المسجد (jika
engkau pergi ke masjid
.. ) kata sepeti ini membutuhkan kalimat tambahan lagi karena masih belum jelas
maksudnya.
4. bil
wadh’I (dengan tata letak bahasa arab), artinya kalam itu haruslah berbahasa
arab. Karena objek pembahasan nahwu hanya pada perkataan bahasa arab saja bukan
pada perkataan bahasa Indonesia.
Contoh kalam dan yang bukan kalam :
1.
ذَهَبَ محمدٌ إلي المدْرَسَةِ صَبَاحًا
= الكلام
2.
تعَلَّمَ محمد عِلْمَ اللغةِ العربية =
الكلام
3.
إن تُحِبُّ اللهَ = ليس الكلام
4.
وقرأَ محمدٌ الكتابَ أمامَ أُسْتَاذِهِ
= الكلام
5.
أمَام المكتَبِ = ليس الكلام
Tambahan bagi yang sudah bisa membaca kitab kuning :
· قوله : (الكلام) أَيْ في
اصطلاح النحويين ؛ لأن (ال) في (الكلام) إما أن تكون عوضاً عن مضاف إِلَيْهِ ،
أَوْ للعهد الذهني . فعلى الأول إما أن يكون المضاف
إِلَيْهِ المحذوف ضميراً أَوْ لا ، فإن كان ضميراً يكون التقدير : كلامنا ؛ أَيْ معشر
النحاة . وإن كان اسماً مظهراً فيكون التقدير : كلام النحويين ، والْمُصَنِّف - يرحمه
الله - منهم . وعلى الثاني يكون المقصود : الكلام المعهود في الأذهان
، وهو كلام النحويين ؛ لأن المتن المبدوء به ذلك في النحو ، ومصنفه من النحويين ، بل
من أئمتهم المشهورين ) الكتاب
: شرح الأجرومية المؤلف : صالح الاسمري(
· والكلام في اللغة، هو:
ما تكلم به الإنسان، قليلا كان أو كثيرًا، مفيدا أو غير مفيد، وفي اصطلاح النحويين
هو: ما جمع القيود الأربعة التي ذكرها المصنف، وأحدها اللفظ، وهو في اللغة: الطرح
والرمي، يقال أكلت الثمرة ولفظت النواة؛ وفي الاصطلاح هو: الصوت المشتمل على بعض
الحروف الهجائية، التي أولها الألف، وآخرها الياء، كزيد، فخرج بذلك الكتابة،
والرموز، والإشارة، ولو مفهومة. )الكتاب : حاشية الآجرومية المؤلف : عبدالرحمن بن محمد بن قاسم(
كَلاَمُهُمْ لَفْظُ مُفِيدٌ مُسْنَدُ ... وَالْكِلْمَةُ اللَّفْظُ المــُـــفِيدُ المـُــــفْرَدُ
لاِسْمٍ وَفِعْلٍ ثُمَّ حَرْفٍ تَنْقَسِمْ ... وَهَذِهِ ثَلاَثَةٌ هِيَ الْكَلِمْ
وَالْقَوْلُ لَفْظٌ قَدْ أفَادَ مُطْلَقاً ... كَقُمْ وَقَدْ وَإِنَّ زَيْداً ارْتَقَى
0 Response to "Pembahasan Pertama - Kalam"
Post a Comment