Shalat tarawih 8 atau 20 ?

image : adibrawi.com

            Banyak orang yang bingung ketika mereka dihadapi dengan segelintir orang yang menyalahkan orang yang shalat tarawih 23 rakaat + witir. Mengapa ? karena yang mereka baca dan kaji hanya beberapa rujukan saja. Mari kita lihat bagaimaa shalat tarawih itu dan bagaimana sejarahnya.

Tarawih itu Ijma (kesepakatan para ulama)

            Ulama sepakat bahwa shalat tarawih adalah sunnah, bahkan para ulama hanafiyyah, Hanabilah dan sebagian dari kalangan Madzhab maliki meyakini bahwa tarawih itu adalah sunnah muakkad bagi laki-laki dan perempuan. dan imam Nawawi Rhm menganggap bahwa shalat tarawih termasuk dari shalat malam pada bulan ramadhan , sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانَا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْذنْبِه
Barang siapa melakukan qiyam (lail) pada bulan Ramadhan, karena iman dan mencari pahala, maka diampuni untuknya apa yang telah lalu dari dosanya.”

Tarawih berjamaah ?

            Rasulullah SAW shalat tarawih berjamaah pada beberapa malam, kemudian Rasulullah SAW tidak berjamaah setelah itu karena khawatir shalat berjamaah tarawih itu menjadi hal yang wajib bagi umatnya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Aisyah Ra, “

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ

Dari 'Aisyah Ummul Mu'minin radliallahu 'anha berkata; "Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat di masjid, maka orang-orang mengikuti shalat Beliau. Pada malam berikutnya Beliau kembali melaksanakan shalat di masjid dan orang-orang yang mengikuti bertambah banyak. Pada malam ketiga atau keempat, orang-orang banyak sudah berkumpul namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Ketika pagi harinya, Beliau bersabda: "Sungguh aku mengetahui apa yang kalian lakukan tadi malam dan tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar shalat bersama kalian. Hanya saja aku khawatir nanti diwajibkan atas kalian". Kejadian ini di bulan Ramadhan. (Shahih Bukhari)

Diriwayatkan oleh Abu dzar beliau berkata, “
صُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُصَلِّ بِنَا حَتَّى بَقِيَ سَبْعٌ مِنْ الشَّهْرِ فَقَامَ بِنَا حَتَّى ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِنَا فِي السَّادِسَةِ وَقَامَ بِنَا فِي الْخَامِسَةِ حَتَّى ذَهَبَ شَطْرُ اللَّيْلِ فَقُلْنَا لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ نَفَّلْتَنَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِنَا هَذِهِ فَقَالَ إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ بِنَا حَتَّى بَقِيَ ثَلَاثٌ مِنْ الشَّهْرِ وَصَلَّى بِنَا فِي الثَّالِثَةِ وَدَعَا أَهْلَهُ وَنِسَاءَهُ فَقَامَ بِنَا حَتَّى تَخَوَّفْنَا الْفَلَاحَ قُلْتُ لَهُ وَمَا الْفَلَاحُ قَالَ السُّحُورُ
Kami berpuasa bersama rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak mengimami kami, sampai tersisa tujuh hari dari bulan Ramadhan, lantas beliau shalat mengimami kami hingga seperti tiga malam, kemudian beliau tidak mengimami kami pada hari keenam, dan mengimami pada hari ke limanya hingga separo malam, lantas kami mengatakan kepada beliau: Wahai rasulullah kalau bisa engkau mengimami kami shalat sunat (tarawih) pada malam-malam yang masih tersisa ini, belau memjawab: sesungguhnya barangsiapa berdiri (mengerjakan shalat tarawih) bersama imam sampai imam selesai dituliskan baginya (pahala) qiyam layl. Kemudian beliau tidak mengimami kami sampai tersisa tiga hari, lantas beliau mengimami kami pada hari ketiga(dari hari tersisa), beliau mengajak keluarga dan istri-istrinya. Beliau mengimami kami sampai kami khawatir terhadap falah, aku (Jubair Ibn Nufair) bertanya: apa falah itu? Beliau (Abu Dzar) menjawab : Sahur. Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud, An-Nasaiy, Ibn Majah dan al-Tirmizi, dan ia berkata : “Hadits hasan shahih”.

            Adapun yang pertama kali melaksanakan tarawih berjamaah full satu bulan adalah Khulafa’urrasydin dimulai sejak zaman Umar bin khattab. Dan Umar Ra lah yang pertama kali mengumpulkan orang-orang untuk shalat berjamaah tarawih dengan 1 imam.

"خرجت مع عمر بن الخطاب رضي الله عنه ليلة في رمضان إلى المسجد، فإذا الناس أوزاع متفرقون يصلي الرجل لنفسه، ويصلي الرجل فيصلي بصلاته الرهط، فقال عمر رضي الله عنه: إني أرى لو جمعت هؤلاء على قارئ واحد لكان أمثل، ثم عزم فجمعهم على أبي بن كعب، ثم خرجت معه ليلة أخرى والناس يصلون بصلاة قارئهم، قال عمر: (نعمت البدعة هذه والتي ينامون عنها أفضل من الذين يقومون يريد آخر الليل وكان الناس يقومون أوله). رواه البخاري)
"Suatu ketika aku keluar ke Masjid bersama Umar Bin Khattab r.a. pada suatu malam di Bulan Ramadhan, sedangkan orang-orang  terpisah-pisah, ada yang Shalat sendirian ada pula yang Shalat kemudian diikuti oleh  sekelompok orang. Kemudian Umar berkata: "Sungguh aku memandang andai aku kumpulkan mereka pada satu Imam tentunya itu lebih baik". Kemudian beliau mengumpulkan mereka pada Ubay Bin Ka'ab, kemudian aku keluar bersama Umar pada malam lainnya sedangkan orang-orang Shalat dengan Imam mereka, kemudian Umar berkata: "Sebaik-baik Bid'ah adalah ini, sedangkan yang tidur terlebih dahulu kemudian bagun di akhir malam itu lebih utama, sedangkan orang-orang melakukannya di awal malam". (HR. Bukhari)

Dalam hal ini apa yang dilakukan oleh Umar tidak diingkari oleh seorangpun dari Kalangan Sahabat sedangkan hal ini belum ada sebelumnya akan tetapi mereka tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar tidaklah menyalahi as-Sunnah. Nabi Muhammad SAW ketika memutuskan untuk tidak keluar di malam ketiga Ramadhan hanya karena khawatir Qiyamullail tersebut diwajibkan atas mereka. Sedangkan setelah Nabi Muhammad SAW wafat sehingga turunnya Wahyu tentang suatu Hukum itu telah terhenti, pun di sana tiada satu hal yang mencegah mereka untuk Shalat berjama'ah pada satu Imam di Masjid, terlebih dalam jama'ah itu tentunya lebih sempurna dalam hal kekhusyu'an dan lebih banyak pula pahalanya dari pada Shalat sendirian. Sedangkan Rasulullah SAW bersabda:

"عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ". رواه أحمد - وأبو داود - والترمذي - وابن ماجه
"Hendaknya kalian mengikuti Sunnahku dan Sunnahnya Khulafa' Ar-Rasyidin yang mendapatkan hidayah, berpegang teguhlah dengan Sunnah tersebut". HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah.

Di sisi Rasulullah SAW juga bersabda:
"اقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر".
رواه أحمد-والترمذي- وابن ماجه
"Ikutilah 2 orang ini setelahku, yaitu Abu Bakar dan Umar".
HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah.

Perbedaan rakaat

            Didalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah dikatakan tentang definisi shalat tarawih secara istilah,
وصلاة التراويح : هي قيام شهر رمضان ، مثنى مثنى ، على اختلاف بين الفقهاء في عدد ركعاتها .
Shalat tarawih adalah shalat malam dibulan ramadhan, 2 rakaat 2 rakaat, dan bersamaan itu juga terdapat perbedaan pendapat antara ahli fiqih didalam masalah jumlah bilangan rakaatnya.

            Imam suyuti berkata, “ yang tertera didalam hadits yang shahih hanyalah perintah untuk shalat dimalam bulan ramadhan serta anjuran beribadah didalamnya tanpa adanya pengkhususan jumlah bilangan rakaat dan Nabi SAW pun tidak menetapkan bahwa tarawih itu 20 rakaat, dan Nabi SAW shalat begitu saja tanpa menyebutkan rakaatnya ” (Mausu’ah Fiqhiyyah Quwaitiyyah)
           
            Didalam Mausu’ah Fiqhiyyah Quwaitiyyah disebutkan, bahwa Jumhur Ahli fiqih berpendapat dari kalangan Hanafiyyah, syafi’iyyah, Hanabilah dan sebagian malikiyyah bahwa Tarawih itu 20 rakaat, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Malik dari yazid bin rawman dan Baihaqi dari saib bin yazid ialah orang yang shalat pada zaman Umar bin khattab Ra 20 rakaat. Umar Ra mengumpukan orang-orang dengan jumlah bilangan rakaat 20 yang dilakukan terus menerus. Berkata al-Kisa’I : “ Umar Ra mengumpulkan sahabat Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan dan yang mengimami mereka adalah ubay bin ka’ab maka ia mengimami mereka dengan 20 rakaat, dan tidak ada satupun sahabat yang mengingkarinya, maka itu menjadi IJMA’ sahabat.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Shalat tarawih 8 atau 20 ? "

Post a Comment