image : |
Siapa
yang tidak tahu akan pentingnya nasehat, nasehat merupakan tugas para Nabi dan RasulNya, kemudian diteruskan oleh para ulama-ulamaNya. Bahkan
Karena sangat
pentingnya nasehat,
siapa
yang tidak saling
menasehati
maka ia tergolong kedalam orang yang celaka dan merugi. Sebagaimana firmanNya SWT didalam surat al-Ashr :
وَالْعَصْرِ
﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿٣﴾
Demi masa. (1) Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, (2)
kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (3) (al-Ashr 1-3)
Bahkan
didalam an-Nahl 125 bahwa kita diperintahkan untuk menyeru orang kejalan Allah
dengan cara memberi nasehat
yang baik.
ادْعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu (yakni agamaNya) dengan hikmah dan
nasehat
yang baik (an-Nahl 125)
Jadi
bukan nasehat
yang tidak diperbolehkan, namun kita juga harus bersiasat didalam memberikan nasehat. Hal ini dikatakan oleh Syaikh Abdul Wahab as-Sya’rani Rhm, “ para salaf shalih tidak sembarangan memberikan nasehat. Mereka hanya memberikan nasehat kepada orang-orang yang datang
memintanya dalam keadaan terbuka dan mau mendengar serta mengamalkan nasihatnya. Jika mereka tau bahwa yang
emminta nasihat
itu tidak akan mengamalkan nasehat yang mereka berikan, mereka lebih memilih untuk
menghindarinya sambil menunggu sampai ada orang yang dianggap bisa memberinya nasehat, sehingga menasehatinya bisa diamalkan.”
Mengapa
nasehat
tidak diamalkan ? jawabannya, karena hawa nafsu & rasa takabbur yang telah mendarah daging
pada mereka yang tidak mau menerima nasehat, bahkan lebih parahnya hal ini tidak hanya diderita
oleh kebanyakan orang awam, akan tetapi dari kalangan orang yang mereka
mengerti ilmu syariat
& agama. Na’udzubillah.
Hamid
al-Laffaf Rhm berkata, “ Janganlah engkau memberi nasehat selain kepada orang yang kau anggap
dia akan mengamalkan nasehatmu,
jika engkau tahu bahwa dia tidak akan mengamalkannya, lebih baik engkau tidak
menasehatinya.
Berhati-hatilah, jangan sampai engkau meminta kuasa kepada seseorang. Sungguh dizaman sekarang setiap orang telah mengaku diri sebagai bapak si anu. Engkau juga jangan berpegang
kepada seseorang, sebab hawa nafsu telah menyebar secara menyeluruh”.
Syaikh Abdul Wahab as-Sya’rani pernah mengamalkan ini beliau
menuturkan, “ menurutku, apa yang dikemukakan diatas benar adanya, dan diriku pernah
mengalaminya. Suatu
ketika aku menasehati
seseorang tokoh sejawatku agar ia tidak makan sesuatu dari rumahnya orang zalim. Dan
itu malah membuat hubungan kami terputus, selama tujuh tahun ia tidak mau berbicara denganku lagi, selain di acara-acara besar.
Pantas saja, umat semakin mundur dan tertinggal sebab umatnya tidak mau mengamalkan
ajarannya. Selayaknya
tiap-tiap pribadi meminta nasehat kepada orang yang dipandang layak untuk memberi nasehat, jangan selalu menunggu diberi nasehat, sebagaimana seorang sahabat yang meminta nasehat kepada Rasulullah SAW, “ wahai Rasulullah, nasehatilah aku”, kemudian Rasulullah SAW bersabda, “ jangan marah”.
Marilah
kita membuka hati kita dan telinga kita untuk siap menerima nasehat, karena nasehat itu ibarat obat, perih rasanya pahit diterima tapi menyembuhkan
. Wallahua’lam
0 Response to "Selektiflah dalam memberi nasehat "
Post a Comment