Merupakan
suatu kebiasaan orang-orang sekarang ketika mereka bertemu dengan sahabat
mereka, mereka akan berkata kepada salah seorang sahabatnya, كيف
حالك ؟
(bagaimana keadaanmu?). akan tetapi terkadang ucapan seperti ini diucapkan
hanya sebatas basa-basi saja, ucapan كيف
حالك tersebut tidak keluar dari dalam hatinya, mereka pun terkadang tidak menunggu jawaban
orang yang ditanya atau tidak memperhatikan betul-betul jawaban orang yang
ditanya. Hal ini adalah perkara yang lumrah saat ini.
Syaikh Abdul Wahab Assya’rani
membahas hal ini didalam kitabnya Tanbih al-Mughtarriin (peringatan bagi orang
yang tertipu), beliau mengatakan, “ para sala shalih selalu menyapa dan
memperhatikan keadaan sahabat sahabat mereka. barangkali ada sahabat yang
membutuhkan sesuatu dari mereka, entah makanan, pakaian, uang atau pelunasan
hutang secara gratis. Akhlaq seperti ini sudah jarang kita temukan dizaman
sekarang. Kalaupun ada orang yang seperti itu, mereka akan menjadi asing
ditengah tengah masyarakatnya. Mungkin saja dizaman sekarang ini ada orang yang
suka bertanya kepada temannya, “bagaimana keadaanmu?” tetapi, ia tidak
benar-benar memperhatikan kebutuhan sahabat yang ditanyanya itu. Ia juga tidak
menunggu jawaban orang yang ditanyanya, ia mengatakannya hanya sekedar
basa-basi, tanpa terpikir olehnya untuk memenuhi kebutuhan sang kawan.”
Bahkan yang lebih mengerikan lagi,
orang yang berkata كيف حالك
akan tetapi hanya karena ingin berbasa basi saja, dikhawatirkan ia terjerumus
pada kemunafikan. Sebagaimana perkataan gurunya syaikh Abdul Wahab as-Sya’rani
yaitu Ali al-Khawwas, “ jika seseorang diantara kalian tidak mampu memenuhi
kebutuhan saudaranya, menanggung kesusahannya, bahkan tidak mampu untuk sekedar
mendoakan agar sahabatnya itu dapat memenuhi kebutuhannya, maka jangan
bertanya, “ bagaimana keadaanmu?” karena, dengan demikian ia telah
terjerumus pada kemunfikan.”.
Hatim al-Asham menegaskan, “ jika
engkau bertanya kepada seorang kawan, “bagaimana keadaanmu saat ini?”,
dan ia menjawab, “sungguh, aku sedang membutuhkan sesuatu” tetapi setelah itu engkau
mengabaikannya dan tidak memberikan bantuan padanya, berarti pertanyaanmu itu
sekedar mengolok-olok”.
0 Response to "Kaifa haluk (كيف حالك) dan kebiasaan para shaalihin"
Post a Comment